Skip to Content

Dari Kelas Ke Realitas: Kesenjangan Antara Ilmu Akademis Dan Penerapan Praktis

Sebagai mahasiswa, bisa mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di Perguruan tinggi merupakan keinginan hampir semua mahasiswa yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi. Namun faktanya, masih banyak mahasiswa fresh graduate (lulusan baru), tapi mereka belum mampu menjaga dan mengimplementasikan pengetahuan yang telah mereka peroleh dibangku kuliah terhadap kehidupan nyata. Pertanyaannya adalah, apa permasalahan mendasar yang menjadi penyebab ketimpangan ini? Mari kita telaah kembali agar menjadi perhatian bersama.

Mahasiswa Salah Jurusan

Pertama, pada saat pendaftaran dan masuk ke dunia kuliah, sebagian mahasiswa masih ada yang bingung dalam memilih jurusan. Tidak jarang di antara mereka hanya memilih secara impulsif tanpa benar-benar memahami makna dan peran dari fakultas yang mereka pilih. Di sisi lain, ada juga yang memilih jurusan karena alasan yang kurang tepat, seperti tidak diterima di fakultas pilihan pertama. Akibatnya, mereka akhirnya mengambil jurusan lain hanya untuk tetap berada di universitas yang sama, meskipun harus mengorbankan minat asli mereka yang menyebabkannya kurang efektif.

Mahasiswa Kupu-Kupu

Kedua, selama masa kuliah, beberapa mahasiswa masih terjebak dalam pola perilaku “kupu-kupu” atau “kuliah-pulang dan kuliah-pulang.” Artinya, mereka tidak benar-benar fokus dan serius dalam proses belajar. Dampaknya jelas terlihat, yakni memperpanjang masa studi mereka dan menghambat proses kelulusan. Ironisnya, bahkan setelah berhasil lulus, mereka mungkin tidak lagi mengingat banyak hal yang telah dipelajari. Dari situ, kita belajar pentingnya menghidupkan semangat dan komitmen dalam mengejar ilmu, sehingga selama proses belajar berlangsung, motivasi yang kuat senantiasa berkelanjutan.

Dampak Ketidakhadiran Aktivitas Ekstra Kampus 

Ketiga, kurangnya keterlibatan dalam kegiatan ekstra kampus dan kegiatan positif lainnya di luar ruang kelas yang dapat menambah kemampuan Soft Skill Mahasiswa. Mereka yang hanya fokus pada aspek akademis sering kali kehilangan peluang berharga untuk mengembangkan keterampilan praktis dan soft skills yang sangat penting dalam dunia nyata. Mereka yang tidak aktif dalam organisasi, klub, atau proyek-proyek penelitian terlewatkan kesempatan untuk belajar tentang kepemimpinan, kerjasama tim, komunikasi efektif, dan pemecahan masalah secara langsung.

Menghubungkan Pemahaman Akademis dan Konteks Dunia Nyata

Keempat, kurangnya pemahaman tentang penerapan ilmu dalam konteks kehidupan sehari-hari juga berkontribusi pada masalah ini. Banyak mahasiswa fokus pada penguasaan teori dan konsep-konsep akademis, tetapi mereka kesulitan menghubungkan bagaimana ilmu yang dipelajari dapat diterapkan dalam situasi dunia nyata. Ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara pembelajaran di kelas dengan situasi praktis yang dihadapi dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari.

Perencanaan Karier dan Aspirasi Jangka Panjang

Kelima, kurangnya orientasi pada pengembangan karier dan tujuan jangka panjang juga dapat memainkan peran dalam masalah ini. Banyak mahasiswa mungkin terjebak dalam pola pikir “kuliah hanya untuk lulus” tanpa mempertimbangkan bagaimana ilmu yang mereka pelajari dapat membantu mereka mencapai tujuan karir dan aspirasi pribadi. Akibatnya, setelah lulus mereka merasa kebingungan tentang langkah selanjutnya dan bagaimana mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dalam dunia pekerjaan.

Pendekatan Holistik: Menyatukan Kesenjangan

Untuk mengatasi akar permasalahan ini, perlu adanya pendekatan holistik (pendekataan semua aspek) dalam pendidikan. Universitas dan institusi pendidikan perlu memberikan orientasi karier yang lebih baik kepada mahasiswa sejak awal, mempromosikan keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan keterampilan praktis, serta mengintegrasikan pembelajaran yang lebih kontekstual dengan dunia nyata melalui studi kasus, magang, atau proyek kolaboratif dengan industri.

Selain itu, mahasiswa juga perlu mengubah pola pikir mereka tentang tujuan kuliah. Mereka sebaiknya memandang kuliah sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri secara komprehensif, bukan hanya sebagai beban akademis semata. Dengan memiliki visi yang jelas tentang bagaimana ilmu yang dipelajari dapat berkontribusi pada masa depan mereka, mahasiswa akan lebih termotivasi untuk mengambil langkah konkret dalam mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan nyata.

Call to Action: Kesimpulan

Kesimpulannya, gap antara ilmu akademis dan penerapannya dalam kehidupan nyata dapat diatasi melalui pemahaman yang lebih baik dalam memilih jurusan yang sesuai, semangat belajar yang kuat, keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler, penerapan kontekstual dari ilmu yang dipelajari, serta orientasi pada pengembangan karier. Mahasiswa juga perlu melihat kuliah sebagai kesempatan untuk tumbuh dan mengembangkan diri menuju kesuksesan jangka panjang. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan lulusan akan mampu mengimplementasikan ilmu mereka secara lebih efektif dalam berbagai aspek kehidupan.

___________________

Ingin dapatkan pengetahuan baru? Jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi dunia keuangan Islam, iBantu Academy hadir menjadi pintu cahaya menuju pengetahuan keuangan Islam.


Dari Kelas Ke Realitas: Kesenjangan Antara Ilmu Akademis Dan Penerapan Praktis
iBantu Solusi Syariah November 20, 2024
Share this post
Tags
Archive
Jakarta Opts Remote Work And Learning To Reduce Pollution. A Lesson Learned From The Pandemic Of COVID-19