Hallo sobat iBantu 😀
Selamat datang di artikel yang akan membahas secara mendalam mengenai fundamental Blockchain dan penggunaannya dalam Lembaga Filantropi Digital. Yuk, jelajahi dunia teknologi blockchain dalam menstransformasi sistem penglolaan donasi di Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Transformasi Sistem Donasi di Indonesia
Donasi merupakan salah satu bentuk aksi sosial yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Melalui donasi, Anda bisa membantu kehidupan orang-orang yang kurang beruntung.
Manfaat donasi tidak hanya dirasakan oleh penerima, tetapi juga oleh donatur. Bagi penerima, donasi dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar, mendukung pendidikan, kesehatan, atau program sosial lainnya. Sementara bagi donatur, berdonasi bisa memberikan kepuasan batin, meningkatkan rasa empati, bahkan dalam beberapa kasus, memberikan manfaat pajak. Dengan berdonasi, kita ikut berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan sejahtera.
Perkembangan teknologi telah mengubah cara masyarakat dalam berdonasi, dari sistem tradisional yang mengandalkan perantara seperti bank dan lembaga amal, menuju sistem berbasis blockchain yang lebih transparan dan efisien. Nahh, lalu apa itu teknologi blockchain. Secara sederhana blockchain merupakan teknologi buku besar terdistribusi yang menyimpan catatan transaksi dengan aman dan bersifat permanen. Tidak seperti database tradisional yang bergantung pada penyimpanan terpusat, Blockchain mereplikasi data ke berbagai komputer dalam jaringan terdesentralisasi. Setiap transaksi baru yang ditambahkan ke Blockchain akan diverifikasi dan distempel waktu, memastikan catatan yang tidak dapat diubah dan tetap valid selamanya.
Desentralisasi vs Sentralisasi
Salah satu perbedaan terbesar antara Blockchain dan sistem donasi tradisional adalah cara pengelolaan datanya. Blockchain menggunakan sistem terdesentralisasi, artinya tidak ada satu pihak yang berkuasa penuh atas data. Dan Semua komputer dalam jaringan bloclkchain memiliki salinan data yang sama, sehingga lebih aman dan tidak bergantung pada satu titik pusat yang bisa mengalami gangguan.
Sementara itu, sistem donasi tradisonal bersifat setralisasi atau terpusat, yaitu semua data disimpan dan dikelola di satu server utama. Karena hanya ada satu pihak yang berwenang dalam mengaturnya, sistem ini lebih rentan terhadap gangguan atau masalah keamanan jika server mengalami kerusakan atau diretas.
Baca juga: Mengenal Teknologi Buku Besar Terdesentralisasi Dalam Filantropi Digital
Apa Itu Metode Donasi Tradisonal?
Metode donasi tradisional merujuk pada cara berdonasi yang telah digunakan sejak lama, seperti melalui transfer bank, donasi tunai, cek, atau penggalangan dana berbasis komunitas. Dalam praktiknya, metode ini biasanya melibatkan perantara seperti lembaga amal, yayasan, atau institusi keuangan yang bertanggung jawab dalam mengelola dan menyalurkan dana kepada penerima manfaat.
Meskipun telah terbukti efektif dan banyak diandalkan, metode ini masih menghadapi beberapa tantangan, seperti biaya administrasi yang relatif tinggi, transparansi yang terbatas dalam pelaporan dana, serta potensi keterlambatan dalam distribusi bantuan. Namun, karena kemudahan akses dan kepercayaan yang telah terbangun di masyarakat, metode ini tetap menjadi salah satu pilihan utama dalam aktivitas filantropi.
Apa Itu Metode Donasi lewat Blockchain?
Sebelum membaca lebih dalam mengenai Donasi Lewat sistem blockchain. Sobat harus memahami mengenai pengalangan dana lewat online atau filantropi digital. Singkatnya filantropi digital merupakan penggunaan teknologi digital untuk mengoptimalkan proses donasi dan kegiatan amal. Hal ini mencakup berbagai kegiatan seperti penggalangan dana online, donasi melalui aplikasi, penggunaan media sosial untuk kampanye amal, dan masih banyak lagi. Dengan adanya ekosistem filantropi digital ini, tentu akan bisa membantu lebih banyak orang yang membutuhkan dan memperkuat budaya saling berbagi di masyarakat.
Metode donasi berbasis blockchain adalah sistem filantropi yang memanfaatkan teknologi blockchain untuk meningkatkan transparansi, keamanan, dan efisiensi dalam pengelolaan dana. Dengan sistem ini, setiap transaksi dicatat dalam buku besar digital yang terdesentralisasi, memungkinkan donatur dan penerima manfaat untuk melacak aliran dana secara real-time tanpa risiko manipulasi.
Hal ini tidak hanya mengurangi risiko penyalahgunaan dana, tetapi juga menekan biaya administrasi serta mempercepat proses distribusi bantuan.
Perbedaan Donasi Tradisional vs Sistem Blockchain
Kemajuan teknologi telah membawa perubahan dalam mekanisme donasi, dari metode tradisional yang melibatkan perantara seperti bank dan lembaga amal hingga adopsi sistem berbasis blockchain yang menawarkan transparansi serta efisiensi lebih tinggi. Berikut perbadingan antara kedua sistem donasinya:
Aspek | Donasi Tradisional | Donasi Blockchain |
Transparansi | Cenderung kurang transparan karena donatur sering kali tidak memiliki akses langsung untuk melacak penggunaan dana secara rinci. | Menawarkan transparansi tinggi dengan pencatatan transaksi yang dapat diakses secara publik di blockchain explorer. Dan memungkinkan donatur untuk memantau aliran dana secara real-time. |
Keamanan | Rentan terhadap risiko penyalahgunaan, manipulasi data, dan kebocoran informasi akibat keterlibatan berbagai pihak dalam proses distribusi dana. | Lebih aman berkat teknologi kriptografi blockchain dan sistem terdesentralisasi yang meminimalkan potensi manipulasi atau intervensi pihak ketiga. |
Biaya Transaksi | Umumnya lebih tinggi karena adanya biaya administrasi, layanan perbankan, dan potensi pemotongan dana oleh pihak ketiga. | Relatif lebih rendah karena transaksi berlangsung secara langsung tanpa melalui perantara yang membebankan biaya tambahan. |
Fleksibilitas Donasi | Menggunakan mata uang fiat dan bergantung pada sistem perbankan serta jaringan keuangan tradisional. | Mendukung transaksi dengan mata uang kripto, memungkinkan donasi lintas negara tanpa batasan geografis atau ketergantungan pada sistem perbankan konvensional. |
Pelopor Filantropi Digital Berbasis Blockchain di Indonesia
Salah satu lembaga amil zakat di Indonesia yang telah mengadopsi teknologi blockchain untuk donasi online adalah Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Pada 28 November 2024, BMH meluncurkan platform crowdfunding berbasis blockchain bernama berbagi.bmh.or.id. Platform ini dirancang untuk meningkatkan transparansi dan keamanan dalam proses donasi, memungkinkan donatur untuk melacak aliran dana secara real-time. Implementasi teknologi blockchain ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas dalam pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS).
Yuk, pahami lebih lanjut mengenai blockchain di sini!
Referensi:
- https://www.puskomedia.id/blog/blockchain-vs-basis-data-tradisional-perbedaan-konsep-mendasar/
- https://forumzakat.org/bmh-luncurkan-platform-crowdfunding-berbasis-blockchain-langkah-digitalisasi-zakat-yang-transparan-dan-aman/?utm_source=chatgpt.com
Our latest content
Check out what's new in our company !